info@ychiautismcenter.org +62 819-505-2009

Memilik Hubungan Asmara Individu Berkebutuhan Khusus (IBK)

Banyak orang yang tidak menepis alasan paling awal dari menyukai seseorang adalah kondisi fisiknya. Ini karena fisik merupakan hal pertama yang dilihat oleh individu. Setelah fisik, barulah kita melihat kepribadian dan watak dari orang tersebut. Namun, ada orang-orang yang membuktikan bahwa cinta tidak terhambat oleh kelainan fisik dan mental.

Rasa sayang dan cinta merupakan anugerah Tuhan yang sangat indah dan keberadaannya tidak dapat ditolak oleh siapapun. Cinta adalah hak segala manusia, baik itu individu normal ataupun yang memiliki kebutuhan khusus. Namun, pernahkah Anda memikirkan bagaimana rasa cinta dan hubungan asmara pada Individu Berkebutuhan Khusus (IBK)?

Individu berkebutuhan khusus dikelilingi oleh banyak stigma dan julukan yang bersifat diskriminatif. Mereka dianggap tidak bisa menjalani kehidupan layaknya orang pada umumnya, termasuk dalam hal percintaan. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa IBK kesulitan atau bahkan tidak mampu membangun hubungan. Namun, anggapan ini tidaklah benar. Individu penyandang kelainan tertentu juga mampu membangun hubungan dan merasakan cinta seperti kita.

Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) dan Hubungan Asmara

Cinta dan hubungan asmara bukan hanya hak, tetapi juga kebutuhan dari setiap manusia, termasuk Individu Berkebutuhan Khusus (IBK). Menurut hierarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, manusia memiliki kebutuhan dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Berikut adalah hierarki kebutuhan menurut Maslow.

✔ Kebutuhan dasar, berupa : 1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), diantaranya udara, makanan, minuman, tempat berteduh, pakaian, dan istirahat atau tidur. 2. Kebutuhan akan keamanan (safety needs), diantaranya keamanan pribadi, pekerjaan, kesehatan, dan properti.

✔ Kebutuhan psikologis, berupa : 3. Kebutuhan akan cinta dan perasaan memiliki (social needs), diantaranya persahabatan, keintiman, dan keluarga. 4. Kebutuhan akan dihargai (esteem needs), yaitu kebutuhan akan prestasi dan perasaan memiliki pencapaian.

✔ Kebutuhan pembentukan diri, berupa : 5. Aktualisasi diri (self actualization), yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik yang dapat dilakukan oleh individu tersebut.

Di dalam hierarki kebutuhan di atas, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki berada di nomor tiga setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Artinya, cinta dan rasa memiliki merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang dimiliki oleh kita semua.

Kebutuhan ini mengacu pada kebutuhan manusia untuk memiliki hubungan interpersonal, afiliasi, keintiman, dan perasaan menjadi bagian dari suatu kelompok. Contoh dari kebutuhan ini adalah persahabatan, hubungan asmara, keintiman, kepercayaan, serta penerimaan dan pemberian kasih sayang dan cinta.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa individu dengan kebutuhan khusus pun membutuhkan dan berhak atas rasa cinta.

Dengan fakta ini, kekhawatiran baru muncul. Tidak sedikit orang tua dan masyarakat yang menilai bahwa individu penyandang kelainan tertentu tidak dapat membangun sebuah hubungan dikarenakan oleh keterbatasan yang dimilikinya. Namun, hal ini sebenarnya sudah dibantah kebenarannya oleh banyak IBK yang berhasil membangun hubungan persahabatan dan asmara

Keberhasilan mereka dalam memproses cinta dan hubungan asmara tidak terlepas dari peran orang tua.

Peran Orang Tua dalam Membantu Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) Memproses Cinta

Peran pertama dan utama dari orang tua IBK adalah menyadari bahwa si buah hati juga memiliki perasaan dan kebutuhan yang sama akan cinta. Sehingga, ayah dan bunda perlu mempersiapkan mereka menghadapi fase tersebut sejak dini.

Mempersiapkan Anak Menghadapi Fase Pubertas

Anak atau Individu Berkebutuhan Khusus (ABK/IBK) memang memiliki perbedaan dengan anak lainnya. Namun, mereka juga memiliki kesamaan secara biologis dengan anak lain, yakni memiliki organ reproduksi dan dorongan seksual. Peran orang tua adalah membantu anak belajar mengelola hal tersebut dengan cara-cara seperti membiasakan anak tidur sendiri dan melatih anak mandi sendiri serta menghindari bantuan dari pengasuh lawan jenis.

Tidak ada hal yang perlu disayangkan dan disesali. Beberapa anak berkebutuhan khusus mungkin mengalami gangguan berbicara, namun bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi. Berbicara bukanlah satu-satunya bentuk komunikasi. Anak berkebutuhan khusus berkomunikasi dengan cara yang berbeda, yaitu melalui perilakunya.

Dalam menjelaskan masalah pubertas dan seksual pada anak berkebutuhan khusus, sebaiknya dilakukan oleh orang tua sesuai jenis kelamin anaknya. Misalnya anak laki-laki diberikan penjelasan oleh ayahnya, dan anak perempuan diberikan penjelasan oleh ibunya.

Membangun Komunikasi

Ketika anak terlihat tertarik membangun hubungan, baik persahabatan ataupun hubungan asmara, orang tua perlu berkomunikasi dengan anak. Ayah dan bunda dapat bertanya pada anak apakah ia ingin berbicara dengan orang tersebut atau tidak. Orang tua juga berperan mengedukasi anak mengenai tahapan dalam membangun hubungan, gambaran hubungan yang sehat, serta menjelaskan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam hubungan. Dalam hal ini, orang tua harus rutin mengingatkan dan tegas kepada anak.

Orang tua juga perlu menekankan pentingnya mendiskusikan perasaan senang dan sedih yang mewarnai hubungan mereka. Komunikasi merupakan kunci dalam membantu individu berkebutuhan khusus, terutama anak autistik, untuk memahami apa yang sedang mereka rasakan dan apa alasan mereka merasakan hal tersebut.

Menjadi Pendukung Saat Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) Patah Hati

Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya patah hati. Namun pada kenyataannya, perpisahan adalah bagian dari kehidupan dan setiap manusia akan merasakan patah hati. Peran orang tua selanjutnya yaitu mendampingi anak melewati fase tersebut. Orang tua perlu menjelaskan mengapa perpisahan dapat terjadi dan memahami perasaan mereka.

Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) yang Berhasil Menemukan Pasangannya

Sudah sangat banyak IBK yang berhasil membangun hubungan yang romantis dengan pasangannya. Berikut adalah diantaranya.

Dani Aditya dengan Dian Desty

Dani yang merupakan penyandang cerebral palsy menemukan tambatan hatinya setelah menggeluti dunia stand up comedy. Di mata Dian, Dani merupakan individu yang istimewa dan berbeda dari laki-laki kebanyakan. Mereka telah melangsungkan pernikahan pada 2017 lalu dan kini telah dikaruniai seorang anak laki-laki. Dani dan Dian kerap diundang sebagai motivator di berbagai acara. Selain itu, pasangan harmonis ini juga pernah berkolaborasi dalam produksi musik rap.

Hikmat dengan Fatul Hikmah

Hikmat, penyandang tunadaksa yang merupakan tenaga pengajar di SLB Batang, Jawa Tengah, berhasil menemukan dan menikahi Fatul Hikmah, perempuan yang ia kenal melalui aplikasi pencarian jodoh. Hikmat pantang menyerah memperjuangkan cintanya walaupun sempat ditolak oleh keluarga Hikmah.

Chen Jin Qi dengan Xu Shi Huang

Chen Jin Qi yang merupakan wanita penyandang osteogenesis imperfecta (penyakit tulang rapuh) asal Malaysia ini menikah dengan Xu Shi Huang yang berasal dari Taiwan. Shi Huang kehilangan anggota tubuhnya karena kecelakaan. Mereka awalnya merupakan teman di Facebook, namun seiring berjalannya waktu mereka menumbuhkan perasaan cinta dan akhirnya memutuskan menikah.

Penutup

Cinta merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia. Siapapun berhak dan tidak dapat menolaknya, termasuk individu berkebutuhan khusus. Mereka juga berhak dan dapat merasakan cinta. Mereka dapat membangun hubungan asmara, menikah, dan memiliki keturunan. Karena, jodoh bukan milik orang yang sempurna, tetapi jodohlah yang membuat diri kita menjadi sempurna.

YCHI Admin

Zahratussyafiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *