Selain kesulitan dalam mengendalikan emosi, anak dengan autisme juga sangat sensitif dengan stimulus dari lingkungan dan sulit mengomunikasikan kebutuhannya. Ketiga hambatan ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan kewalahan pada diri anak. Puncak dari perasaan tidak nyaman anak adalah kemarahan yang berbentuk tantrum atau meltdown.
Orang tua sebenarnya dapat melakukan tips-tips yang ada di internet untuk mengatasi kemarahan anak. Namun, jika masalah emosi anak berlangsung lama dan orang tua kesulitan dalam mengatasinya, terapi dapat membantu.
Terapi yang sering digunakan untuk membantu anak dengan autisme belajar mengelola emosi adalah Applied Behavior Analysis (ABA). Terapi ini adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial serta kemampuan komunikasi dan belajar anak-anak dengan autisme. ABA dianggap sebagai salah satu intervensi yang paling efektif untuk membangun perilaku yang diinginkan melalui penguatan positif.
Lalu, bagaimana ABA dapat membantu mengurangi kemarahan anak dengan autisme? Mari kita bahas bersama
Apa Itu Terapi Applied Behavior Analysis (ABA)?
Terapi ABA merupakan jenis terapi interpersonal yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial, meningkatkan perilaku yang bermanfaat, dan mengurangi perilaku yang berbahaya. ABA menggunakan intervensi yang didasarkan pada prinsip-prinsip teori belajar
Program ABA dapat membantu anak dalam hal-hal sebagai berikut.
Dalam terapi ABA, anak dapat berlatih bagaimana berinteraksi dan bereaksi di lingkungan tertentu. Terapi ABA merupakan intervensi yang sangat mudah beradaptasi dan bersifat fleksibel yang dapat digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap anak autisma. Selain itu, alat-alat yang digunakan dalam terapi ini juga sangat mudah didapatkan di rumah.
Bagaimana Terapi ABA Membantu Mengurangi Kemarahan Anak dengan Autisme?
Terapi Applied Behavior Analysis (ABA) telah terbukti efektif dalam mengurangi hingga menghilangkan perilaku agresif. Terapi ABA membiasakan anak untuk mengelola emosi serta meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi mereka. Ketika anak mampu mengenali dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan, kemungkinan tantrum dan meltdown terjadi pun akan turun.
Sebelum melakukan terapi ABA, terapis terlebih dahulu akan menentukan anteseden (peristiwa yang mengarah pada perilaku marah). Ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut
Hal di atas digunakan untuk menganalisis permasalahan dan metode yang akan digunakan saat terapi.
Terapi ABA menggunakan penguatan positif. Ketika anak diberikan hadiah atau pujian ketika berhasil melakukan sesuatu dengan benar, ia akan termotivasi mengulang perilaku positif tersebut. Studi juga membuktikan bahwa ketika individu menerima hadiah atau pujian setelah melakukan sesuatu tindakan, mereka cenderung mengulangi perilaku tersebut.
Terapi ABA menggunakan berbagai teknik untuk membantu anak mengelola emosi. Dalam terapi ini, ada dua cara yang digunakan dalam menangani perilaku bermasalah, yaitu intervensi proaktif dan intervensi reaktif berbasis konsekuensi. Ketika kedua teknik ini digunakan bersamaan, keberhasilan anak dalam belajar mengelola masalah emosinya akan semakin tinggi.
Penutup
Kemarahan anak dengan autisme cenderung tidak bisa diprediksi, tetapi dengan bantuan terapi ABA yang tepat, orang tua dan anak dapat bersama-sama belajar meminimalkan kemungkinan terjadinya tantrum dan membantu anak belajar mengelola emosinya.
YCHI Admin
Zahratussyafiyah